Minggu, 04 Maret 2012

Panic Attacks

Kasus Panic Attacks
          Jane lahir di Amerika Serikat bagian barat, dan menghabiskan masa kecil di sana. Dia menyatakan bahwa dia memiliki dua kakak laki-laki dan dua saudara perempuan yang lebih tua. Jane melaporkan bahwa dia pikir masa kecilnya itu "baik sampai dia 17 [tahun]." Dia menyatakan bahwa dia berubah pendapatnya setelah dia mulai mengunjungi keluarga teman-temannya dan melihat perbedaan dengan keluarganya.
        Jane melaporkan bahwa ibunya didiagnosa dengan gangguan schizoaffective dan telah menerima pengobatan medis untuk gangguan-nya selama bertahun-tahun. Dia mencatat bahwa ayahnya dua kali bercerai dan ia adalah seorang pecandu alkohol.
            Jane melaporkan bahwa dia mengalami serangan panik setiap hari dengan reaksi fisiologis yang termasuk nyeri dada, sesak napas, pusing, hidung terasa panas, keringat tiba-tiba, dan mati rasa di tangan. Serangan panik terjadi di tempat kerja, di rumah, dan di depan tempat umum. Dia melaporkan bahwa serangan panik itu menjadi masalah di tempat kerjanya, dan atasannya telah berkomentar tentang kondisinya. Jane menyatakan bahwa dia telah mengalami serangan panik selama lebih dari 10 tahun.
Berdasarkan kasus di atas, ciri-ciri panic attack (serangan panik) adalah reaksi fisiologis berupa:
-          Nyeri pada bagian dada
-          Sesak napas
-          Pusing
-          Hidung terasa panas
-          Keringat tiba-tiba
-          dan mati rasa di tangan.

Menurut DSM-IV Ciri-Ciri Panic Attacks
A. Pemunculan kembali panic attacks yang tidak diharapkan secara berulang-ulang yang diikuti 1 bulan atau lebih salah satu/lebih hal-hal berikut ini:
- Bersifat menetap tentang adanya attacks.
- Khawatir terhadap implikasi dari attacks.
- Perubahan pada perilaku tertentu sehubungan dengan attacks.
B. Tidak adanya agoraphobia.
C. Panic attacks tidak berhubungan langsung dengan efek fisiologis dari pengaruh zat kimia (narkoba) ataupun kondisi umum medis.
D. Panic attacks tidak dapat memberikan penjelasan yang lebih baik dari gangguan mental lainnya, seprti social phobia, spesific phobia, obsessive compulsive disorder, posttraumatic stress disorder ataupun separation anxiety disorder.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar