Minggu, 06 Mei 2012

Analisis Kasus Andres Breivik


Anders Breivik 'bertindak sendiri'
Kepala badan intelijen dalam negeri Norwegia Janne Kristiansen mengatakan tidak ada bukti bahwa Anders Behring Breivik bekerja sama dengan kelompok-kelompok ekstrem kanan di Norwegia atau tempat-tempat lain.
Breivik mengaku melancarkan serangam bom dan penembakan pada hari Jumat yang menewaskan 76 orang.
Ia mengatakan dirinya merupakan bagian dari gerakan yang luas dan telah melakukan kontak tertulis dengan kelompok di Inggris.
Namun Kristiansen mengatakan menurutnya ia sepenuhnya bertindak sendiri.
Kristiansen mengatakan, "Kami tidak menemukan indikasi bahwa ia merupakan bagian dari gerakan yang lebih luas atau ia punya hubungan dengan sel-sel lain atau bahwa ada sel lain."
Ia mengatakan dinas intelijen punya kontak dekat dengan lembaga-lembaga serupa di Eropa, Amerika Serikat, dan tempat-tempat lain.
Namun ia menambahkan bahwa kemungkinan adanya komplotan yang bekerja dengannya sedang diselidiki.

Ancaman penjara seumur hidup


Polisi mempertimbangkan dakwaan kejahatan terhadap kemanusiaan bagi Behring
Kristiansen juga meragukan pernyataan pengacara Breivik bahwa ia gila. Sebaliknya ia menyebut Breivik sebagai orang yang cermat dan ingin mencari perhatian.
Pengacaranya Breivik mengatakan ingin menyebabkan dampak kerusakan maksimum bagi Partai Buruh yang dituduh gagal menangani imigrasi di Norwegia.
Bom di ibukota Oslo mengambil sasaran gedung-gedung yang digunakan pemerintah Partai Buruh sementara penembakan massal dilakukan di perkemahan pemuda yang diselenggarakan setiap tahun oleh Partai Buruh di pulau Utoeya.
Sementara itu polisi mengatakan mereka meledakkan bahan yang ditemukan di rumah pertanian yang disewa Breivik di bagian utara Oslo.
Dalam perkembangan terkait nama para korban akan diumumkan di situs polisi secara bertahap sampai semua korban berhasil diindentifikasi dan keluarganya diberitahu.
Untuk mengenang para korban pembunuhan massal pada hari Jumat, seperempat juta orang turun ke jalan-jalan di kota Oslo hari Senin.
Breivik menghadapi dakwaan terorisme dan polisi sedang mempertimbangkan untuk mengenakan dakwaan kejahatan terhadap kemanusiaan yang bisa membuatnya diancam hukuman penjara seumur hidup.
Sumber:

Anders Breivik dinyatakan tidak waras

Tim psikiater yang ditunjuk pengadilan di Norwegia menyimpulkan bahwa Anders Behring Breivik, yang membunuh 77 orang Juli lalu, dalam keadaan tidak waras ketika melakukan kejahatan tersebut.
Aksi Breivik di Oslo dan Pulau Utoeya juga menyebabkan 151 orang mengalami luka-luka
 Para ahli jiwa mengatakan Breivik mengidap paranoid schizophrenia, yang meyakini ia telah dipilih untuk menyelamatkan rakyat Norwegia.
Breivik juga yakin ia berhak untuk menentukan mana yang seharusnya dibiarkan hidup dan mana yang harus mati.
Kesimpulan tim psikiater yang tercantum dalam laporan setebal 243 halaman ini akan diuji oleh satu tim panel organisasi medis Norwegia.
Meski dinyatakan tidak sehat secara kejiawaan, ia masih akan menjalani persidangan April tahun depan dalam kasus ledakan bom di Oslo dan penembakan puluhan orang di Pulau Utoeya.
Breivik telah mengakui dakwaan yang dijatuhkan kepadanya namun menegaskan dirinya tidak bersalah.

Rumah sakit jiwa

Breivik mengatakan tindakan yang ia ambil bisa dikatakan kejam namun merasa tindakan tersebut perlu diambil.
Namun besar kemungkinan ia akan dikirim ke  rumah sakit jiwa, bukan ke penjara, setelah menjalani proses hukum.
Sebelum keterangan resmi mengenai kondisi kejiwaan Breivik diumumkan, pengacaranya mengatakan Breivik tidak boleh dibiarkan bebas.
"Untuk kasus ini, apa pun kesimpulannya, Breivik harus tetap dikurung," kata John Christian Elden, pengacara Breivik.
"Jangan biarkan ia bebas di luar," tandasnya.
Pada 22 Juli 2011 Breivik, dengan mengenakan pakaian polisi, meledakkan bom mobil di dekat kantor pemerintah di ibukota Oslo, yang menewaskan delapan orang.
Masih dengan seragam tersebut ia menuju Pulau Utoeya, yang menjadi lokasi kemah musim panas organisasi pemuda Partai Buruh yang berkuasa.
Di pulau ini Breivik melakukan aksi penembakan selama lebih dari satu jam menewaskan 69 orang.
Dalam manifesto yang ia terbitkan di internet, Breivik mengatakan berjuang untuk membela Eropa dari invasi orang-orang Islam.
Invasi Muslim ini, kata Breivik, dimungkinkan oleh kebijakan yang terapkan Partai Buruh di Norwegia dan Uni Eropa.

Anders Breivik akan beberkan bukti terakhir

Anders Behring Breivik, terdakwa kasus pemboman dan penembakan masal di Norwegia tahun lalu akan membebeberkan bukti-bukti terakhir miliknya terkait tindakan brutalnya itu.
Sebelumnya dia sudah mengaku sebagai pelaku pemboman di Oslo dan penembakan yang menewaskan 77 orang
Tujuan sidang kali ini adalah untuk membuktikan apakah Breivik mengalami gangguan jiwa atau tidak.
Dalam sidang sebelumnya, Jumat (20/4), Breivik mengatakan dia datang ke Pulau Utoeya yang saat itu dipenuhi pemuda yang tengah mengikuti perkemahan pemuda Partai Buruh.
Sebelum menembak korban pertamanya, Breivik menuturkan dia mendengar '100 suara' di kepalanya agar mengurungkan niatnya itu.
Namun, setelah sempat ragu, dia akhirnya menembak dua korban pertamanya di kepala dan terus berjalan.
Breivik menjelaskan dia mengisi ulang senjatanya saat kehabisan peluru.
"Semua memohon agar tidak dibunuh. Saya tembak mereka semua di kepala," kata Breivik.
Beberapa orang, lanjut Breivik, berpura-pura mati namun dia mengetahuinya dan tetap menembak mereka.
Breivik melanjutkan aksinya di sekeliling pulau. Dia membujuk para pemuda itu keluar dari persembunyiannya dengan mengatakan bahwa dia adalah polisi yang datang untuk melindungi mereka.
Wartawan BBC Steven Rosenberg yang hadir di dalam sidang mengatakan keheningan di ruang sidang berubah menjadi tangis ketika Breivik mengungkapkan kisahnya itu.

Mekanisme perlindungan

Breivik mengakui telah membunuh 77 orang namun menolak jika dia dianggap melakukan kejahatan. Dia mengatakan tengah melindungi Norwegia dari ancaman multikulturalisme.
Dia mengatakan telah melakukan sebuah aksi penting saat melakukan pengeboman kantor pemerintah di Oslo.
"Namun penembakan Utoeya menjadi yang terpenting saat kantor pemerintah tidak ambruk seperti yang direncanakan," ujarnya,
Hukuman Breivik tergantung keputusan pengadilan soal kewarasannya. Jika waras maka Breivik akan menghadapi hukuman penjara, namun jika dianggap gila maka dia akan dikirim ke rumah sakit jiwa.
Breivik sendiri mengaku dirinya tidak gila namun dia adalah pelaku politik ekstrim.
Dalam pernyataan lain di depan pengadilan, Breivik mengaku dia adalah manusia normal dalam situasi normal dan sangat peduli dengan orang di sekitarnya.
Dia juga memahami bahwa kesaksian yang dipaparkan di pengadilan membuat orang lain ketakutan.
Tetapi, lanjut Breivik, dia telah menjalani program 'dehumanisasi' pada 2006 untuk mempersiapkan dirinya melakukan pembunuhan.
Pria berusia 33 tahun itu menambahkan memunculkan empati sangat tidak mungkin, karena dia akan ambruk secara mental jika mencoba memahami apa yang telah dia lakukan.
Saat ditanya apakah dia pernah merasakan kesedihan, Breivik mengatakan dirinya pernah berada dalam sebuah situasi menyedihkan.
"Saat pemakaman saudara teman saya. Itulah saat yang paling menyedihkan," ujar Breivik.
Sumber: http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia/2012/04/120423_breiviktrial.shtml



Anders Breivik mengaku melakukan serangan 'paling spektakuler'

Pria yang dituduh membunuh 77 orang di Norwegia, Juli tahun lalu, membual tentang serangan yang dilakukannya dalam lanjutan sidang di Oslo, Selasa 17 April.
"Saya telah melaksanakan serangan yang paing spektakuler dan canggih di Eropa sejak Perdang Dunia II," kata Anders Breivik di ruang pengadilan.
Dia mengaku melakukan serangan bom di Oslo dan menembaki para peserta perkemahan pemuda di Pulau Utoeya, namun menyatakan tidak bersalah atas dakwaan teror dan pembunuhan massal.
"Tindakan itu didasarkan pada kebaikan, bukan setan," tuturnya dan menambahkan dia akan melakukannya serangan yang sama.
Breivik juga mengatakan tindakannya itu diinspirasi dari al-Qaeda dan dia menyangka dia masih hidup pada hari serangan tersebut.
Ketika mengakhiri pernyataannya -karena dipaksa oleh hakim- dia mengatakan bertindak untuk membela Norwegia dalam melawan imigrasi dan multikulturalisme.
Hakim berulang kali menyela untuk meminta Breivik mempersingkat pernyataannya namun beberapa kali pula dia berkeras menegaskan masih ada yang ingin dia sampaikan.

Diamati psikiater

Sebelumnya, tim penasehat hukumnya mengingatkan kalau banyak warga Norwegia yang akan marah dengan pernyataan Breivik.
Salah seorang di antaranya, Geir Lippestead, mengatakan bisa memahami keprihatinan keluarga korban bahwa Breivik menggunakan pengadilan sebagai mimbar untuk menyampaikan pernyataan, namun menegaskan bahwa Breivik mempunyai hak untuk menjelaskan tindakannya.
Pembelaan dan kesaksian Breivik, yang diperkirakan berlangsung selama lima hari, tidak akan disiarkan kepada khalayak umum.
Wartawan BBC, Matthew Price, yang meliput sidang mengatakan bukti-bukti yang disampaikan Breivik amat penting jika dia dinyatakan waras. Sidang ini dihadiri oleh para psikiater untuk mengamati kondisi kejiwaan Breivik.
Salah satu pertanyaan yang masih membayang-banyangi pengadilan yang akan berakhir sepuluh pekan mendatang adalah kondisi jiwa Breivik, yang pernah mengatakan tidak mengenal ruang pengadilan.
Selama persidangan, Breivik tampak tidak memperlihatkan emosi namun meneteskan air mata ketika pengadilan memutar video anti-Islam sepanjang 12 menit yang diterbitkannya di internet pada hari penyerangan.
Pengacaranya mengatakan dia tampaknya menangis karena merasa serangannya kejam namun dibutuhkan untuk 'menyelamatkan Eropa dari perang yang sedang berlangsung.'

Ruang sidang khusus

Sidang sempat terhenti dan salah seorang dari tiga juri yang merupakan warga biasa -yang di Norwegia ikut mendampingi hakim profesional untuk mengamil keputusan- dihentikan karena pernah mengatakan Breivik sebaiknya dijatuhi hukuman mati.
Thomas Indreboe diganti oleh seorang hakim warga biasa yang Senin kemarin menghadiri sidang.
Breivik meledakkan sebuah bom yang ditaruh di mobil barang di luar kantor pemerintah di Oslo pada tanggal 22 Juli dengan korban jiwa delapan orang.
Dia kemudian pergi ke Pulau Utoeya dengan mengenakan seragam polisi dan melepas tembakan secara serampangan ke arah peserta perkemahan pemuda yang dilakukan Partai Buruh yang memerintah di Norwegia.
Dalam serangan di pulau itu, 69 orang tewas dan sebanyak 34 orang adalah anak muda berusia antara 14 hingga 17 tahun. Puluhan lainnya menderita luka-luka.
Dia menghadapi ancaman hukuman 21 tahun penjara yang bisa diperpanjang sehingga berada di dalam penjara sepanjang hidupnya.
Ruang sidang untuk Breivik ini disengaja dibangun khusus dengan kapasitas 200 pengunjung. Sebuah dinding kaca ditempatkan untuk memisahkan para korban dan keluarga korban dari Breivik.





Analisis Kasus:
Dari kasus diatas, seseorang dapat dikatakan mengalami atau menederita skizofernia paranoid apabila memenuhi sintom-sintom sebagai berikut:
1.   Adanya delusi atau waham, yakni keyakinan palsu yang dipertahankan.
-          Waham Kebesaran (delusion of grandeur), yaitu keyakinan bahwa dirinya memiliki suatu kelebihan dan kekuatan serta menjadi orang penting.
Waham kebesaran ini terlihat dari Breivik meyakini bahwa ia telah dipilih untuk menyelamatkan rakyat Norwegia.
2.  Adanya halusinasi, yaitu persepsi palsu atau menganggap suatu hal ada dan nyata padahal kenyataannya hal tersebut hanyalah khayalan.
Dalam kasus ini, Berivik mengatakan dirinya merupakan bagian dari gerakan yang luas dan telah melakukan kontak tertulis dengan kelompok di Inggris. Namun Kristiansen mengatakan menurutnya ia sepenuhnya bertindak sendiri. Kristiansen mengatakan, "Kami tidak menemukan indikasi bahwa ia merupakan bagian dari gerakan yang lebih luas atau ia punya hubungan dengan sel-sel lain atau bahwa ada sel lain."
3.  Adanya gangguan emosi
Selama persidangan, Breivik tampak tidak memperlihatkan emosi namun meneteskan air mata ketika pengadilan memutar video anti-Islam sepanjang 12 menit yang diterbitkannya di internet pada hari penyerangan.
Pria berusia 33 tahun itu menambahkan memunculkan empati sangat tidak mungkin, karena dia akan ambruk secara mental jika mencoba memahami apa yang telah dia lakukan. Saat ditanya apakah dia pernah merasakan kesedihan, Breivik mengatakan dirinya pernah berada dalam sebuah situasi menyedihkan. "Saat pemakaman saudara teman saya. Itulah saat yang paling menyedihkan," ujar Breivik.