Orang tua adalah orang yang mengasuh
dan merawat kita dari kecil. Bagaimana kepribadian kita saat ini sebagian besar
adalah pengaruh dari pola asuh atau didikan orang tua yang di terapkan kepada
setiap anak-anaknya. Seriap orang tua memiliki pola asuh yang berbeda-beda. Patogenik
adalah pola asuh yang tidak sehat untuk anak sehingga bisa berdapak pada pola
perilaku menyimpang pada anak. Berikut ini adalah pola asuh patogenik:
1. Melindungi anak secara berlebihan karena memanjakannya
Pada
kriteria ini, orng tua cenderung melindungi anaknya secara berlebihan kepada
anaknya atau yang lebih populer over
protective. Kriteria ini tidak bagus untuk mendidik anak karena apabila
orang tua terlalu memanjakan anaknya, maka anaknya akan ngelunjak kepada orang
tuanya karena semua yang diinginkan oleh anakanya di berikan oleh orang
tuannya. Misalnya: orang tua yang memberikan semua yang diinginkan anaknya
tanpa tahu apa yang dibutuhkan atau diperlukan oleh si anak. Tanpa pikir
panjang orang tua tersebut langsung memberikannya.
2. Melindungi anak secara berlebihan karena sikap
“berkuasa” dan “harus tunduk saja”
Pada
kriteria ini orang tua bersikap otoriter
terhadap anak. Orang tua melindungi anak secara berlebihan dan tidak memberikan
kebebasan kepada anak. Misalnya: Orang tua yang selalu mengikuti anaknya bila
anaknya sedang pergi dengan teman-temannya.
3. Penolakan (rejected
child)
Pada
kriteria ini, orang tua tidak meginginkan anaknya. Sehingga anaknya tidak
diperdulikan oleh orang tuanya atau orang tuanya bersikap acuh tak acuh dengan
anaknya. Ada atau tidak ada anaknya tidak memberikan pengaruh besar bagi orang
tuanya. Misalnya: Anak hasil dari hubungan di luar nikah.
4. Menentukan norma-norma etika dan moral yang terlalu
tinggi
Pada
kriteria ini, orang tua menentukan norma-norma, etika dan moral yang terlalu
tinggi serta mengharuskan anak untuk mengikuti semua norma-norma yang telah
diberikan oleh orang tuanya. Misalnya: Orang tua yang menganut religius yang
tinggi tidak memperbolehkan anaknya untuk berpacaran.
5. Disiplin yang terlalu keras
Pada
kriteria ini, orang tua memberikan peraruran-peraturan yang terlalu berlebihan
kepada anak sehingga anak tidak di beri kebebasan. Misalnya: orang tua yang
menyuruh anaknya untuk belajar dan tidak memperbolehkan anaknya untuk bermain.
6. Disiplin yang tidak teratur atau yang bertentangan
Pada
kriteria ini, orang tua memberikan aturan-aturan yang berbeda-beda sehingga
anak menjadi bingung mau mengikuti aturan yang mana. Misalnya: seorang anak
yang tidak di perbolehkan pacaran oleh ayahnya tetapi ibunya justru
memperbolehkan anaknya untuk berpacaran.
7. Perselisihan antara ayah-ibu
Dalam
kehidupan berumah tangga, pasti ada perselisihan antara ayah dan ibu. Bila anak
melihat langsung pertengkaran antara ayah dan ibu maka akan berdampak buruk
bagi si anak. Bisa saja anak akan menjadi trauma dalam memilih pasangan karena
kerap melihat ayah dan ibunya sering bertengkar.
8. Perceraian
Perceraian
orang tua bisa memberikan dampak buruk bagi anaknya. Anak bisa tidak
mendapatkan perhatian khusus dari kedua orang tuanya karena kedua orang tuanya
pisah rumah dan anak juga harus memilih harus tinggal dengan ayahnya atau
ibunya. Dampak dari perceraian ini adalah anak cenderung menjadi takut untuk
berumah tangga karena takut bila kelak ia berumah tangga ia akan mengalami
perceraian sama seperti kedua orang tuanya.
9. Persaingan yang kurang sehat diantara para saudaranya
Orang
tua cenderung membanding-bandingan antara anak yang lebih unggul dan anak yang
biasa-biasa saja. Padahal setiap anak memiliki bakat atau kelebihannya
masing-masing dan orang tua kurang peka akan hal itu. Misalnya: orang tua yang
membanding-bandingkan kakaknya dengan adiknya dalam hal akademik karena
kakaknya lebih berprestasi dalam akademik sedangkan adiknya tidak.
10. Nilai-nilai yang buruk (yang tidak bermoral)
Orang
tua memberikan contoh yang tidak baik kepada anak-anaknya sehingga anaknya
meniru tingkah laku dan omongan yang tidak sepantasnya dari orang tua. Misalnya:
orang tua yang sedang marah mengeluarkan kata-kata yang tidak sepantasnya dan anak
meniru omongan orang tuanya.
11. Perfeksionisme dan ambisi (cita-cita yang terlalu
tinggi bagi si anak)
Orang
tua selalu menginginkan anak untuk menjadi sukses sehingga orang tua kerap kali
yang menentukan cita-cita apa yang pantas dan tidak pantas untuk anak-anaknya. Misalnya:
orang tua menginginkan anaknya untuk masuk ke jurusan kedokteran tetapi anaknya
lebih suka masuk ke jurusan hukum.
12. Ayah dan atau ibu mengalami gangguan jiwa (psikotik
atau non-psikotik)
Orang
tua yang mengalami gangguan jiwa bisa berdampak negatif kepada anaknya karena
orang tua yang mengalami gangguan jiwa tidak bisa mengajarkan kepada
anak-anaknya mana yang baik dan mana yang buruk.